TUMpTSOoTfrlGUY6GSr6GSW7BY==

West Sumatra Film Festival 2025: Lensa Muda Minang Menembus Dunia


 WSFF digelar di Aula Rumdis Bukittinggi pada Sabtu-Minggu 30-31Agustus 2025


BUKITTINGGI – Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi di Jalan Perwira Belakang Balok pada Sabtu–Minggu (30–31/8/2025) dipenuhi gairah muda yang menggebu. West Sumatra Film Festival (WSFF) 2025 resmi digelar dengan menampilkan 11 film terbaik pilihan dari 193 karya yang masuk. Festival ini menjadi ruang pertemuan antara sineas, penonton, dan ide-ide besar yang lahir dari generasi muda Ranah Minang.

Hadir dalam pembukaan Wakil Wali Kota Bukittinggi Ibnu Asis, Dewan Pembina WSFF Fadli Reza, Festival Director Brave Jousant, Program Advisor Paul Fauzan Agusta, serta Festival Programmer Wahyudha Herman. Tidak kurang dari 250 penonton, sebagian besar mahasiswa, meramaikan hari pertama festival dengan antusiasme yang membuncah.

Ruang Kreatif bagi Generasi Muda

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, menegaskan dukungan pemerintah daerah terhadap kreativitas anak muda.

“Bukittinggi sangat bangga menjadi tuan rumah WSFF. Festival ini bukan sekadar tontonan, tetapi ruang edukasi dan wadah kreatif bagi generasi muda kita untuk mengekspresikan ide-ide besar mereka melalui film,” ujarnya.

Festival ini menghadirkan karya sineas dari empat negara, yakni Indonesia, India, Turki, dan Spanyol. Meski beragam, film-film yang ditayangkan tetap menegaskan akar budaya sebagai identitas. Ranah Minang dengan segala kekayaan narasi dan kearifannya tampil sebagai sumber inspirasi yang tak habis digali.


Gairah Baru Perfilman Sumbar

Programmer WSFF 2025, Waidarman, menyampaikan kebanggaannya atas kualitas karya yang dikirim para sineas muda.

“Dari 193 karya yang masuk, kami hanya bisa memilih 11 film terbaik. Itu membuktikan bahwa gairah perfilman kita luar biasa. Apalagi dengan adanya regenerasi sineas muda semakin kuat,” jelasnya.

Namun, ia juga menyinggung tantangan besar yang dihadapi, khususnya soal pendanaan.

“Kita punya SDM yang hebat, ide-ide yang segar, dan komunitas film yang aktif. Tantangannya adalah keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah maupun pusat. Tapi kami optimis, dengan kolaborasi, perfilman Sumbar bisa melaju lebih jauh,” tambahnya penuh keyakinan.


Film Minang untuk Dunia

Festival Director WSFF 2025, Brave Jousant, menegaskan bahwa WSFF tidak hanya sebatas ajang apresiasi film, melainkan juga wadah strategis untuk mengenalkan identitas budaya Minangkabau ke kancah global.

“Film adalah bahasa universal yang bisa menjembatani cerita lokal dengan dunia internasional. WSFF ingin memastikan kisah-kisah dari Ranah Minang bisa terdengar lebih luas, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya,” katanya.

Sementara itu, Program Advisor WSFF, Paul Fauzan Agusta, menilai festival ini mampu mempertemukan berbagai perspektif sekaligus menguji daya saing sineas Minang di level internasional.

 “Film yang baik tidak hanya bicara teknis, tapi juga tentang keberanian bercerita. Anak-anak muda Minang sudah menunjukkan itu, tinggal bagaimana kita bersama-sama mendukung keberlanjutannya,” ucapnya.

Bukittinggi, Pusat Gairah Perfilman

Selama dua hari pelaksanaan, WSFF 2025 menghadirkan pemutaran film, diskusi, hingga ruang temu komunitas. Lebih dari 250 penonton memadati aula Rumah Dinas Wali Kota pada hari pertama, menandakan bahwa festival ini sudah menjadi milik masyarakat, bukan hanya komunitas film semata.

Festival Programmer, Wahyudha Herman, menambahkan bahwa WSFF akan terus dirancang sebagai ruang kolaborasi lintas komunitas.

 “Kami ingin WSFF menjadi rumah bersama bagi para pembuat film, penonton, dan pegiat budaya. Bukittinggi bisa menjadi titik temu gagasan sekaligus pintu gerbang film Minang menuju dunia,” katanya.

Tonggak Kebangkitan Perfilman Minang

Gairah dan semangat yang terpancar di WSFF 2025 menjadi sinyal kuat bahwa perfilman Sumatera Barat tengah menuju babak baru. Dengan dukungan pemerintah daerah, komunitas, akademisi, dan masyarakat, Ranah Minang berpeluang besar melahirkan sineas-sineas handal yang mampu bersaing di tingkat nasional hingga internasional.

Festival ini bukan hanya selebrasi film, tetapi juga cermin keyakinan bahwa generasi muda Minang siap menuliskan cerita besar mereka di layar lebar dunia.(Lindafang).

Komentar0

Type above and press Enter to search.