TUMpTSOoTfrlGUY6GSr6GSW7BY==

Takkan Ada Lagi Namamu di Buku Harianku


                    Foto ilustrasi 


Takkan Ada Lagi Namamu di Buku Harianku

Karya: Lindafang


Takkan ada lagi

Namamu kutulis di sudut malamku

Bersama gelap yang mendekap

Aku merelakan, meski dada ku masih sesak


Halaman demi halaman

Kini hanya berisi hening dan bayang-bayang

Waktu yang dulu kita rajut

Kini hanya benang kusut yang tak mampu kuurai


Aku pernah mencatat namamu

Dengan tinta air mata dan tawa

Pada detik-detik penuh harap

Saat kau masih menjadi tujuan doa-doaku


Namun malam ini

Buku harianku menangis

Bukan karena kau pergi

Tapi karena aku tak mampu lagi menuliskanmu


Aku hapus satu per satu jejakmu

Dari tanggal-tanggal yang dulu begitu berarti

Dari bait puisi yang kubuat sepenuh hati

Dari mimpi-mimpi yang kini hancur sepi


Takkan ada lagi catatan

Tentang senyummu yang meneduhkan

Atau caramu menyebut namaku

Dengan suara yang dulu kusebut rumah


Kau adalah kenangan

Yang perlahan kujadikan pelajaran

Bukan lagi seseorang yang kucari dalam hujan

Bukan lagi alasan untuk menunggu pagi


Kini, buku harianku menjadi sunyi

Seperti hatiku yang tak lagi menyebutmu

Hanya angin malam yang tahu

  • Betapa aku masih diam-diam merindu


Tapi rinduku pun lelah

Ia memilih tidur bersama luka

Biarlah lembaran ini menjadi akhir

Dari kisah yang tak sempat menjadi nyata


Sebab aku tahu

Yang pergi tak akan kembali

Dan yang mencinta, akan tahu

Kapan harus berhenti


Maka biarlah ini menjadi catatan terakhir:

"Aku mencintaimu, tapi aku harus melupakanmu."

Karena takkan ada lagi namamu

Di buku harianku…




Juli nestapa 2025

Komentar0

Type above and press Enter to search.