Bukittinggi-Di samudra tak bertepi,
aku berdiri — rapuh, namun tak runtuh.
Langkahku goyah,
tapi nyala di dada tetap bernyanyi:
percaya.
Langit murung meneteskan ragu,
ombak sunyi memanggil pulang pada kalah,
namun di genggaman,
ada bara mungil yang tak mau padam.
Aku tahu,
yang kuhadapi bukan sekadar badai,
tapi ribuan suara sumbang
yang berbisik, “Kau tak akan mampu.”
Lihat aku —
tak membawa senjata,
tak menenteng rencana megah,
hanya satu pusaka:
keyakinan.
Keyakinan bahwa langkah sekecil debu
bisa menantang arah angin,
bahwa sendiri bukan berarti sepi,
dan gagal tak sama dengan mati.
Andai esok tak berubah,
biarlah aku tetap melangkah.
Karena bagiku,
melawan sejuta kemustahilan
lebih berarti
daripada tunduk pada diam.
Aku memilih luka di kaki
daripada beku di hati.
Aku memilih kalah dengan perlawanan
daripada menang karena pasrah.
Sebab satu keyakinan,
meski rapuh,
cukup untuk menyalakan semesta.
Lindafang,Juli 2025
Komentar0