Bukittinggi
Pemerintahan
Pendidikan
Program Mapel PKBAM dan PUPB Mendapat Pujian dari Kepala Sekolah SD di Bukittinggi
Sebagai bentuk kepedulian dan perhatian Wako Erman Safar terhadap masa depan generasi muda, Pemko Bukittinggi menerapkan Penambahan Muatan Lokal dengan materi Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitbullah, untuk Pelajar SD dan SMP Negeri di Bukittinggi.
Walikota Bukittinggi, Erman Safar, menyampaikan, diseluruh SD dan SMP Negeri se Kota Bukittinggi, Pelajar diwajibkan belajar Budaya Alam Minangkabau (BAM), Fiqih, Sejarah Islam, Aqidah Akhlak dan Bahasa Arab.
"Alhamdulillah, ini adalah tahun kedua para pelajar kita diberikan tambahan untuk mengisi dada dan pikiran mereka dengan agama dan nilai nilai adat budaya. Semoga dengan ini generasi muda kita siap untuk menghadapi masa depan dan terhindar dari pengaruh negatif perkembangan zaman," tegas orang nomor satu di Kota Bukittinggi
"Materi ini diberikan langsung oleh Tokoh Adat, Niniak Mamak, Bundo Kanduang Cadiak Pandai. Para pemuka adat dan agama itu, langsung menjadi guru tamu bagi para pelajar, Hal ini ditujukan agar ilmu adat didapat langsung dari narasumber yang kompeten dibidangnya," jelas Erman Safar.
Program muatan lokal dari Pemko Bukittinggi juga diapresiasi dan disambut baik oleh para Guru SD Negeri dan Swasta se Kota Bukittinggi.
Menurut penuturan Sry Eka Handayani yang merupakan Kepala Sekolah SD Negeri 06 Parit Antang menjelaskan bahwa Mata Pelajaran PKBAM dan PUPB di Kota Bukittinggi adalah menjadi era baru tranformasi pendidikan karakter dan akhlak siswa, sehingga diharapkan para siswa dapat berperilaku baik dan sesuai tuntunan Syara' dan adat Minangkabau
"Kami atas nama keluarga besar SDN 06 Parit Antang mengapresiasi kinerja Pemko Bukittinggi. Di bawah naungan Pak Erman Safar, mata pelajaran BAM telah dikembalikan setelah 10 tahun tidak ada di dalam kurikulum sekolah di Kota Bukittinggi," tegas Sry Eka.
Ia juga menyampaikan bahwa harapannya melalui Pemko dan Dinas Pendidikan untuk terus dipertahankan mata pelajaran ini sehingga dapat menjadi benteng anak kamanakan dari arus globalisasi terutama arus informasi yang tak terbendung
"Kami berharap dengan adanya PK BAM dan PUPB dapat menjadi sarana bagi anak-anak kita untuk terus melestarikan adat istiadat di Minangkabau sekaligus menanamkan kembali falsafah Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah," jelas Sry Eka.
Di tempat lain, Kepala Sekolah SD 18 Campago Guguak Bulek, Dasril dalam penuturannya melalui via telfon menyampaikan bahwa ke depan diharapkan Mapel PK BAM dan PUPB dapat terintergrasi dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sehingga sedari dini anak diperkenalkan dengan berbagai jenis tradisi, kebudayaan dan permainan khas Minangkabau sehingga bermanfaat untuk diteruskan kepada anak cucu nanti.
"Saya berharap Mapel ini (PKBAM dan PUPB) dapat masuk dan terintegrasi dengan P5, mereka dari sekarang perlu diajarkan bentuk-bentuk tradisi khas Minangkabau seperti Tarian, Pasambahan, Kaba, dan lain-lain," ungkap Mahasiswa S3 Pendidikan Dasar UNP ini.
Dasril juga berharap karena ini merupakan Mapel Muatan Lokal khas Kota Bukittinggi kiranya mapel ini mulai tahun ajaran 2024/2025 sudah dimasukkan ke dalam daftar ujian baik ujian mid semester, ujian semester maupun ujian akhir sekolah.
"Karena Mapel ini (PK BAM dan PUPB) telah menjadi mata pelajaran muatan lokal Kota Bukittinggi saya berharap ini masuk ke dalam Penilaian, dalam bentuk Ulangan Harian, Ujian Mid Semester, Ujian Akhir Semester dan Ujian Sekolah yang dikoordinir oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi. Sehingga mapel ini juga muncul di Ijazah anak-anak kita dan menunjukkan bahwa di Bukittinggi ada mata pelajaran PKBAM dan PUPB," tutup Dasril.
Wartawan : Hernan Pratama
Editor & Kontributor: Hernan Pratama
Via
Bukittinggi
Posting Komentar