24 C
id
Ayo gabung jadi wartawan TriargaNews.Com ! Klik Di sini! 



SELAIN APARATUR NEGARA, MONISFAR JUGA PEMPIMPIN MASYARAKAT

"Hidup manusia seperti sebuah buku, Sampul depan adalah tanggal lahir dan Sampul belakang adalah tanggal pulang, Tiap lembarnya adalah hari-hari dalam kehidupan kita, Ada buku yang tebal dan ada pula buku yang tipis, Hebatnya seburuk apapun halaman sebelumnya, Selalu tersedia halaman selanjutnya yang bersih, baru dan tiada cacat. Sama dengan hidup kita, seburuk apapun hari kemaren, Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk kita, Seperti Ramadhan yang dihadiahkan untuk kita ini masuk kepada hari yang penuh makna berbuah keimanan dan ketaqwaan. Untuk itu selayaknya kita memberbersihkan diri".

Kalimat itu sering dijadikan sebagai pembuka kata pada pidato dan ceramah-ceramah Monisfar, S.Sos di bulan Ramadhan 1432 H ini. Kalimat itu berakar kuat bermakna dalam serta terpatri di hatisanubari anak nagari Ampang Gadang nan bagala "Kayo" ini. Hal itu terlihat pada tindak-tanduk kesehariannya dalam menjalankan tugas sebagai camat di kecamatan Canduang dan sebagai pemimpin bagi masyarakatnya.

Tidak berlebihan rasanya bila kami yang sering meneropongnya di berbagai acara dan kunjungan ke masyarakat ini menceritakan pandangan sendiri tentang sosok Monisfar. Bapak dari 2 orang putra ini telah 4 tahun menjalani tugas sebagai camat di kecamatan Canduang yang terletak di bagian utara lereng gunung Merapi. Sebagai kecamatan baru yang berumur relatif muda mekaran dari kecamatan IV Angkek, sangat luar biasa bila Canduang telah meraih berbagai prestasi dan nama baik di tingkat kabupaten maupun propinsi sebagaimana kita dengar akhir-akhir ini. Hal itu tidak terlepas dari peran serta dan usaha dari Monisfar. S.Sos

Walaupun telah berusaha banyak untuk kemajuan masyarakat. Dengan segala nama baiknya, namun Monisfar sering menahan hati dan berusaha sabar terhadap orang-orang yang sentimen dan bermulut kasar kepadanya. Memanglah tidak semua orang yang sepandang dengan kita, Tibo di mato indak sapandang tibo di lidah indak saraso, di urang lamak gulai manih diawak katuju nan padeh-padeh. Tidak hanya yang jauh, namun kadangkala orang dekatpun demikian. Di Silayiang Kereta Api mandanguik namun angokno nan sasak disiko.

Kalaulah disetiap berbuat yang menjadi pertimbangan adalah suka atau tidak suka orang lain, maka hal itu tidak akan pernah ditemui. Seperti diceritakan tentang kisah Luqman yang berjalan dengan keledai dengan anaknya.

Pada suatu ketika Luqman melakukan perjalanan bersama anaknya. Luqman menaiki seekor keledai dan anaknya mengikuti dengan berjalan kaki. Ketika mereka bertemu dengan orang lain dalam perjalanan, orang itu pun berkata, “ Lihatlah orang itu, tidak punya perasaan. Ia menaiki keledai sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki”.

Mendengar hal tersebut, kemudian Luqman turun dari keledainya dan menyuruh anaknya untuk menaikinya. Beberapa waktu kemudian mereka kembali bertemu orang, mereka berkata,” Lihatlah anak itu, kurang ajar sekali. Ia enak-enak naik keledai, sedangkan bapaknya dibiarkan berjalan kaki”.

Terkejut dengan perkataan orang, kemudian Luqman menyuruh anaknya menaiki keledai bersamanya. Kemudian mereka bertemu lagi dengan oranglain, yang berkata, “ Kejam sekali mereka, keledai sekecil itu dinaiki oleh dua orang”.

Sekali lagi mereka merubah posisi, sekarang keduanya berjalan di samping si keledai. Setelah beberapa saat, mereka kembali bertemu seseorang, “ Betepa bodohnya mereka, punya keledai tapi tidak dinaiki”.

“Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan dari suka atau tidak sukanya orang lain, melainkan kepada Allah S.W.T semata.

Walaupun demikian halnya, namun Monisfar adalah seorang pemaaf. Walaupun kemaren ia merah muka tersinggung menahan hati, bila ia diundang menghadiri acara pernikahan di rumah orang itu, ia kan datang dengan wajah ceria seakan-akan tidak terjadi apa-apa dihari sebelumnya. Sehingga tidaklah heran bila ia mendapat tempat istimewa dalam hati masyarakat sebagai pemimpin untuk memecahkan berbagai persoalan hidup mereka. | Fitrayadi

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru